Kematian, mungkin itulah alasan pertama yang membuatku ingin kembali melakukan pembenahan sikap dan tindakanku. Bukan hanya didalam rumah melainkan juga dalam aktivitas kesehariannku. Bertahap, konsisten dan mulai dari hal yang termudah tentunya.
Masih ku ingat semasa nenekku sakit, masih terbayang hari-hari terakhir bersamanya, dan masih dapat kurasakan sesak dadaku menahan tangis saat kurebahkan tubuh kaku nenek didasar pusara, saat kusentuhkan ujung ibujari kakinya ke tanah, saat itulah hatiku bergetar, saat itulah nurani suciku berkata, “mungkin besok atau lusa adalah giliranku!”. Lalu sebuah pertanyaan tiba-tiba memenuhi ruang fikiranku “Seberapa gagahkah aku dihadapan Tuhanku? Sudah siapkah aku MATI hari ini?” Baca lebih lanjut →